Bitcoin Tidak Terlalu Volatil
Artikel Sebelumnya:
Perlahan, Namun Tak Terduga #2: Bitcoin Tidak Dapat Ditiru
Apakah pernah ada seseorang yang Anda hormati yang berkata bahwa bitcoin tidak masuk akal? Mungkin Anda pernah melihat harga bitcoin yang naik secara fantastis dan kemudian menyaksikannya jatuh. Anda menulisnya, percaya bahwa teman Anda benar, tidak mendengar berita tentang bitcoin dalam beberapa waktu dan berpikir bahwa bitcoin sudah mati. Tapi kemudian Anda bangun beberapa tahun kemudian, bitcoin tidak mati dan nilainya jauh lebih tinggi. Dan Anda berpikir mungkin teman Anda tidak benar?
Daftar orang yang skeptis dengan bitcoin sangat panjang dan dapat dikenali (lihat di sini), tapi keributan itu memunculkan sifat bitcoin yang antifragile. Orang-orang yang mempercayakan kekayaannya dalam bitcoin dipaksa untuk berpikir atas karakteristik bitcoin yang tidak sejalan dengan pandangan umum tentang penggunaan uang. Inilah yang nantinya malah memperkuat keyakinan. Sifat volatility pada bitcoin inilah yang sering dikritik. Mereka yang skeptis, termasuk para bankir, sering berpendapat bahwa bitcoin terlalu mudah berubah untuk menjadi sarana penyimpanan nilai, alat pertukaran atau unit akun. Jika sifatnya berubah-ubah, mengapa orang menggunakan bitcoin sebagai sarana penyimpanan? Dan bagaimana bitcoin dapat efektif sebagai mata uang untuk bertransaksi dan alat pembayaran jika nilainya dapat berubah besok?
Saat ini, bitcoin dipakai bukan untuk pembayaran tapi sebagai alat penyimpan nilai dan jangka waktu bitcoin sebagai sarana penyimpanan bukanlah dihitung dalam hari, minggu, tiga bulanan atau mungkin tahunan. Bitcoin adalah mekanisme penyimpanan jangka panjang dan stabilitas bitcoin sebagai media penyimpanan nilai hanya dapat dihitung ketika banyak orang menggunakannya. Sementara itu, perubahan adalah fungsi yang muncul secara alami sebagai harga yang dibayar di awal karena bitcoin yang lebih unggul dalam penggunaan monetisasinya sedang dalam adopsi penggunaanya. Dalam kata lain, bitcoin tidak muncul secara tiba-tiba; semakin banyak individu atau bisnis yang tidak sendirian dalam menggunakan bitcoin yang nantinya akan menghentikan sifatnya yang berubah-ubah.
Tidak Volatil ≠ Penyimpanan Nilai
Rasanya adil jika mengatakan bahwa volatilitas dan juga penyimpanan nilai pada bitcoin sering disalahartikan ciri khas khusus yang menguntungkan. Namun nyatanya tidak selalu demikian. Jika sebuah aset terlalu sering berubah maka aset tersebut akan menjadi medium penyimpanan nilai yang tidak efektif. Begitupun juga kebalikannya; jika aset tersebut tidak mudah berubah nilainya, maka juga akan tidak efektif. Dolar adalah contoh yang paling nyata: tidak mudah berubah (hingga saat ini), dan menjadi media yang buruk untuk menyimpan nilai.
Perubahan tidak selalu beresiko, begitu juga sebaliknya
Nassim Taleb (Skin in the Game)
Kinerja Bank Sentral begitu efektif dalam mengurangi nilai dolar, tapi ingatlah selalu, perlahan, namun tak terduga. Dan, tidak volatil ≠ penyimpanan nilai. Hal tersebut menjadi penghalang yang dialami banyak orang ketika berupaya memahami bitcoin sebagai mata uang, dan sebagian besar berpendapat ini hanya soal waktu. Berbagai bank sentral di seluru dunia menunjuk bitcoin sebagai sarana penyimpanan uang dan tidak difungsikan sebagai mata uang karena sifatnya yang berubah-ubah. Namun, mereka berkata demikian karena mereka berpikir dalam hitungan waktu terbatas, dalam hari, minggu, bulan dan tiga bulan ke depan, sedangkan sebagian dari kita sudah melihatnya dalam jangka panjang, dalam tahun, dekade dan generasi.
Walaupun penjelasannya masuk akal, sifat yang mudah berubah ini menjadi salah satu topik yang menggelitik para ahli. Gubernur Bank Inggris, Mark Carney berkata bahwa bitcoin “dinilai sangat gagal termasuk dalam […] aspek keuangan tradisional. Bitcoin bukanlah medium penyimpan nilai karena ada di semua peta. Tak ada orang yang menggunakannya sebagai media pertukaran,” (lihat di sini). Bank Sentral Eropa (ECB) juga telah berkomentar di Twitter bahwa bitcoin “bukan mata uang”, juga mengingatkan akan sifatnya yang “mudah berubah-ubah”. Pada saat yang sama, mereka memperingatkan orang-orang bahwa bitcoin dapat “menciptakan” uang untuk membeli aset, dimana fungsi dari mata uang tersebut sebenarnya mengakibatkan hilangnya nilai dan mengapa mata uang tersebut dinilai buruk untuk menjadi tempat penyimpanan nilai.
Tidak semua orang di sini menyadarinya, tapi Mark Carney dan ECB tidak sendirian. Orang-orang yang dulunya menduduki kursi kepemimpinan bank sentral, Bernarke dan Yellen, hingga ke Sektretaris Keuangan Mnuchin hingga ke Presidennya. Semua telah berkata bahwa bitcoin memiliki kekurangan sebagai mata uang (atau sebagai media penyimpanan nilai) karena sifatnya yang volatil. Tampaknya tak ada yang menghargai, atau paling tidak mengakui, fakta bahwa bitcoin merupakan respon langsung dari permasalahan sistemik pemerintah dalam penciptaan uang via bank sentral atau bahwa sifatnya yang berubah-ubah tersebut penting dan penemuan fungsi harga yang benar.
Untung bagi kita semua, sebagai mata uang, bitcoin tidak terlalu volatil. Para ahli yang berkata demikian tampak tidak memiliki keahlian sepenuhnya. Singkirkan logika Anda sementara, bukti empiris mengemukakan bahwa bitcoin telah terbukti menjadi tempat penyimpanan nilai dalam jangka waktu yang panjang walaupun memiliki sifat volatil. Jadi bagaimana aset seperti bitcoin dapat memiliki sifat yang berubah-ubah namun tetap efektif menjadi tempat penyimpanan nilai?
Tinjauan Ulang Fungsi Nilai pada Bitcoin
Pertimbangkan mengapa ada permintaan yang fundamental terhadap bitcoin dan mengapa bitcoin pada dasarnya bersifat volatil. Bitcoin berharga karena memiliki suplai yang tetap namun juga volatil karena hal yang sama. Faktor yang mendorong peningkatan permintaan akan bitcoin adalah kelangkaannya. Meninjau kembali fungsi nilai bitcoin dari tulisan sebelumnya, sifat bitcoin yang terdesentralisasi dan pertahanan terhadap sensorlah yang memperkuat kredibilitas kelangkaan bitcoin (dan juga jadwal suplainya), yang juga merupakan basis dari karakter bitcoin sebagai media penyimpanan nilai:
Ketika permintaan meningkat akibat tingginya pembelian, tidak ada respon penawaran karena jadwal pasokan bitcoin sudah tetap. Perbedaan tingkat peningkatan permintaan (variable) vs. penawaran (tetap) dikombinasikan dengan pengetahuan yang tidak lengkap pada peserta menyebabkan perubahan dalam fungsi dari pencarian harga. Seperti yang ditulis oleh Nassim Taleb dalam The Black Swan of Cairo: “Variasi adalah informasi. Dimana tidak ditemukan variasi, maka tidak ada informasi”. Ketika nilai bitcoin meningkat, maka hal tersebut mengkomunikasikan informasi dan mengesampingkan faktor volatilitasnya; variasinya adalah informasi. Nilai yang tinggi (ketergantungan pada variasi) menyebabkan bitcoin menjadi daya tarik untuk pengumpulan modal baru dan pengguna baru yang kemudian menaikkan penggunaan.
Kenaikan Penggunaan & Volatilitas
Pengetahuan yang merata dan juga infrastruktur meningkatkan penggunaan dan sebaliknya. Saat nilai naik, bitcoin menangkap perhatian publik dan ketertarikan para pembaca yang ingin menggunakan bitcoin, yang sedang mulai mendalami pengetahuan tentang bitcoin. Dalam hal yang sama, aset ini menarik modal tambahan yang akan dipakai tak hanya sebagai sarana penyimpanan kekayaan tapi juga untuk membangun infrastruktur tambahan (contohnya lebih banyak pada on-ramps & off-ramps, solusi custody, lapisan pembayaran, hardware, mining, dsb). Memahami bitcoin memang tidaklah mudah dan prosesnya lambat, seperti halnya membangun infrastruktur, tapi keduanya memicu keinginan untuk mulai menggunakannya, yang kemudian membuat si pembaca memperbanyak pengetahuan dan membenarkan penggunaan infrastruktur tambahan dalam hal moneter.
Pengetahuan – infrastruktur – penggunaan – nilai – pengetahuan – infrastruktur.
Saat ini, bitcoin masih baru lahir dan penggunaannya hanya sekitar 1% saja. Saat satu milyar orang menggunakan bitcoin, penggunaan yang baru akan merepresentasikan kelipatan prediksi periode masa depan yang akan berlangsung untuk mendorong volatilitas yang signifikan; namun, pada tiap gelombang penggunaan yang baru, nilai bitcoin juga akan menjadi lebih tinggi karena tingginya permintaan. Volatilitas dari bitcoin sendiri akan menurun saat basis penggunanya mencapai tingkat kematangan dan saat laju penggunaan baru lebih stabil. Dengan kata lain, bagi satu milyar orang yang menggunakan bitcoin, penggunaan harus naik menjadi kira-kira 20 kali, tapi selanjutnya 100 juta pengguna baru hanya akan merepresentasikan tambahan 10% dari basis awal. Semua itu terjadi jika suplai bitcoin tetap pada jadwal yag tetap. Jadi, selama penggunaan merepresentasikan kelipatannya, volatilitas tidak bisa dihindari, tapi pada jalan itu, volatilitas akan secara alami dan sedikit demi sedikit menurun.
Seperti yang dijelaskan oleh Vijay Boyapati dalam podcast milik Stephan Livera, “para lembaga ekonomi mengejek fakta bahwa bitcoin volatil, seolah-olah Anda beranjak dari sesuatu yang tidak ada menjadi sebuah bentuk uang yang stabil dalam semalam; sangatlah tidak masuk akal”. Yang sesungguhnya terjadi diantara gelombang adopsi adalah fungsi alami dari harga penemuan (price discovery) saat pasar menyatu pada suatu titik keseimbangan baru, yang tidak pernah statis. Dalam siklus yang dinamis, kenaikan, penurunan, stabilisasi dan kenaikan lagi sangatlah berirama. Hal tersebut dapat secara alami dijelaskan oleh ketakutan yang spekulatif, diikuti oleh akumulasi pengetahuan yang fundamental dan penambahan infrastruktur yang berseri. Roma tidak dibangun dalam satu hari; dalam bitcoin, volatilitas dan penemuan harga adalah inti dari proses.
Gelombang Penggunaan yang Historis
Penjelasan yang lebih tepat tentang hubungan antara volatilitas dan nilai dapat ditemukan dalam gelombang penggunaan bitcoin pada periode akhir tahun 2016 hingga 2019.
Saat penggunaan tidak bisa dihitung, perkiraan kasar menyimpulkan bahwa penggunaan bitcoin naik dari kira-kira 5 juta orang menjadi 60 juta orang (ada kenaikan permintaan sekitar 12 kali) dari 2016 hingga saat ini (2019), namun pasokan bitcoin hanya naik sekitar 10% dalam periode yang sama. Secara alamiah, informasi dan modal yang dimiliki oleh pelaku pasar sangatlah beragam. Sebelumnya, saat gelombang penggunaan yang masif terjadi, suplai bitcoin masih terpenuhi. Apa yang diharapkan jika permintaan menaik berkali-kali lipat namun suplai hanya naik 10%? Dan apa yang terjadi jika pengetahuan dan modal baru sangat bervariasi?
Hal ini dapat berujung dengan tingginya volatilitas dan nilai akhir yang lebih tinggi, bahkan jika sebagian dari pengguna baru akan menjadi pengguna jangka panjang (yang memang benar terjadi). Pengguna baru yang awalnya membeli bitcoin saat sedang naik, akan pelan-pelan memahami bitcoin dan beralih menjadi pengguna jangka panjang, yang bisa membuat stabil permintaan pada nilai terminal yang jauh lebih tinggi jika dibandingkan siklus penggunaan sebelumnya.
Karena bitcoin baru lahir, maka agregasi kekayaan yang tersimpan pada bitcoin dalam basis yang relatif masih sangat kecil (lebih kurang $200 juta) yang memungkinkan penggunaan nilai tukar pembanding pembeli dan penjual marjinal (harga penemuan) untuk merepresentasikan presentasi basis permintaan yang signifikan (volatility). Saat permintaan naik, tingkat penukaran akan mulai merepresentasikan persentase yang semakin lebih kecil dari basis, sehingga volatility akan menurun sepanjang waktu dan hanya setelah beberapa siklus penggunaan.
Mengelola Volatilitas
Jika kita dapat menerima volatilitas yang aman dan sehat, mengapa volatilitas saat ini menghalangi transisi penggunaan bitcoin untuk menjadi mata uang yang stabil? Jawabannya sangat sederhana: diversifikasi, teori alokasi portofolio dan cakrawala waktu. Disanalah muncul jaringan global bitcoin dimana Anda dapat mentransfer nilai lewat saluran komunikasi kepada siapapun di dunia, dan nilai saat ini berada pada, total jumlahnya, kurang dari $200 milyar. Facebook sendiri di lain hal, dihargai lebih dari $500 milyar. Untuk referensi lebih jauh, aset rumah-tangga di Amerika Serikat dinilai seharga $ 125 triliun (lihat disini, halaman 138).
Teorinya, volatilitas bitcoin dapat menjadi masalah jika muncul di tempat yang terpisah. Realitasnya tidak demikian. Diversifikasi itu muncul dalam bentuk aset produktif yang nyata juga aset moneter dan keuangan lainnya, yang menonaktifkan dampak volatilitas bitcoin saat ini. Di lain hal, informasi yang tidak seimbang muncul dan mereka yang mengerti bitcoin juga paham akan hal itu, pada saat yang sama, konsep-konsep lainnya muncul. Konsep-konsep ini tampak terlalu nyata bagi mereka yang sudah mengenal bitcoin dan yang sudah tergantung pada sifat volatilitas-nya pada jangka pendek dan panjang, tapi tampaknya tidak demikian bagi mereka yang skeptis, yang bersusah payah untuk memahami bahwa penggunaan bitcoin tidak multak sepenuhnya.
Walaupun bitcoin akan terus menjadi bagian dari kompetisi global untuk menyimpan nilai karena ciri moneternya yang superior, fungsi dari ekonomi adalah untuk mengumpulkan modal yang pada akhirnya dapat membuat hidup kita lebih baik, bukan uang. Uang adalah alat ekonomi yang membuat pengumpulan modal tersebut menjadi penting. Karena bitcoin secara fundamental lebih adalah bentuk yang lebih baik dari uang, hal tersebut akan meningkatkan kekuatan pembelian yang terhubung pada aset moneter inferior (dan pengganti moneter) dan pelan-pelan mengambil pangsa pasar fungsi koordinasi ekonomi, walaupun dirasa kurang fungsional sebagai mata uang untuk bertransaksi hari ini.
Bitcoin juga mungkin menyebabkan turunnya transaksi keuangan dalam ekonomi global, tapi tidak akan menyingkirkan aset keuangan atau aset sebenarnya. Dalam monetisasinya, aset-aset ini akan terus merepresentasikan diversifikasi yang akan menurunkan dampak volatilitas bitcoin dalam transaksi harian. Contohnya adalah di sini yang menulis resiko / pengembalian dari 1% bitcoin dan 99% potfolio dollar dibandingkan dengan emas, Kas Amerika Serikat dan juga S&P 500 (@100trillionUSD). Baja juga “Kasus untuk Alokasi Bitcoin Berjumlah Kecil” yang ditulis oleh CEO Xapo, Wences Casares. Keduanya memberikan pemahaman tentang bagaimana volatilitas dan resiko dapat dikelola jika bitcoin mengalami penarikan yang signifikan atau mungkin gagal (yang juga mungkin terjadi).
Walaupun bisa dimungkinkan gagal dan penarikannya tidak dipungkiri, di setiap hari dimana bitcoin tidak gagal, kemampuannya untuk bertahan makin kuat (Efek Lindy). Dan setiap saat, dimana nilai dan likuiditas bitcoin naik karena kekuatannya yang fundamental, kemampuan untuk melakukan pembelian juga akan meningkat dalam pembelian barang-barang yang kita butuhkan, tapi saat kemampuan untuk melakukan pembelian merepresentasikan pangsa ekonomi, volatilitas yang berhubungan aset lain akan menurun secara proporsional.
Akhir dari permainan
Bitcoin nantinya akan menjadi mata uang untuk melakukan transaksi, tapi saat ini, akan lebih logis untuk membelanjakan aset yang terdepresiasi (dolar, euro, yen, uang) dan menyimpan aset yang terapresiasi (bitcoin). Pengelola ekonomi dan bank sentral masih berupaya keras untuk mengontrol; tapi saya terus berbicara. Dalam perjalanan bitcoin untuk sepenuhnya menjadi alat pertukaran, penyimpanan nilai harus menjadi pertimbangan nomer satu dan bitcoin telah terbukti menjadi media penyimpanan nilai yang menakjubkan walaupun memiliki sifat yang volatilitas. Saat penggunaan semakin meningkat, volatilitas secara alami akan turun dan bitcoin akan semakin diminati sebagai alat pertukaran langsung.
Pikirkan seseorang atau bisnis yang membutuhkan penggunaan bitcoin sebagai media pertukaran barang atau jasa. Orang ini atau bisnis secara kolektif merepresentasikan mereka-mereka yang pertama kali menginginkan bitcoin supaya nilainya stabil dalam jangka waktu lama. Jika satu orang saja tidak percaya akan kemampuan bitcoin sebagai media penyimpanan nilai, mengapa mereka mau melakukan transaksi barang dalam dunia nyata dan juga jasa? Bitcoin akan bertransisi menjadi mata uang transaksi saat likuiditasnya pelan-pelan bergeser dari aset keuangan ke barang dan jasa yang akan muncul ketika mulai digunakan secara massal. Hal ini tidak mungkin terjadi secara tiba-tiba. Pada umumnya, penggunaan tersebut akan memicu infrastuktur dan infrastruktur memicu penggunaan. Sebenarnya Infrastruktur untuk transaksi telah terbangun tapi investasi material hanya akan diprioritaskan jika beberapa orang terlebih dahulu mengadopsi bitcoin sebagai penyimpanan kekayaan.
Akhirnya, kekurangan mandat stabilitas harga pada bitcoin dan juga suplai yang tetap akan berdampak pada munculnya ketidakseimbangan pada waktu dekat ini tapi nantinya akan berujung pada stabilitas harga jangka panjang. Ini adalah model yang berlawanan yang dicetuskan oleh Mark Carney dari BOE, ECB (dan akun twitternya), Federal Reserve dan Bank Jepang. Dan, mengapa bitcoin tidak rapuh; karena tidak ada dana talangan dan juga merupakan pasar tanpa ada krisis moral, dimana pasar tersebut mendorong akuntabilitas maksimum dan efisiensi jangka panjang. Bank sentral mengelola mata uang untuk menghindari volatilitas jangka pendek, yang menciptakan ketidakstabilan yang menjurus pada volatilitas jangka panjang. Volatilitas pada bitcoin adalah fungsi alami penggunaan moneter dan volatilitas ini pada dasarnya menguatkan ketahanan jaringan bitcoin, yang mendorong stabilitas jangka panjang. Variasi adalah informasi.
Nassim Taleb & Mark Blyth (Black Swan of Cairo)
Sistem yang rumit yang telah menekan volatilitas secara buatan cenderung menjadi sangat rentan, dan pada saat bersamaan juga menunjukkan tidak adanya resiko.
Salah satu yang ada dalam hidup: tidak ada kebebasan tanpa keributan – tidak ada stabilitas tanpa volatilitas.
Ben Bernanke, Chairman of the Federal Reserve (during the Great Financial Crisis)
Federal Reserve saat ini belum memperkirakan terjadinya resesi.
– Januari 2008Resiko bahwa ekonomi saat ini sedang memasuki masa penurunan substansial telah dikurangi sejak bulan lalu.
– 9 Juni 2008
Ditulis tanggal 9 Agustus 2019
Artikel Selanjutnya:
Perlahan, Namun Tak Terduga #4: Bitcoin Tidak Menghabiskan Energi
Diterjemahkan Oleh: Intan Saran Terjemahan »
Tinggalkan Balasan